Tanda seseorang merasa aman dari makar Allah adalah ia terus-menerus berbuat maksiat, sementara ia bergelimang kenikmatan.
Sebagaimana yang sering dikatakan: “Nikmat terus bertambah, namun rasa syukur justru berkurang, sementara maksiat semakin banyak.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadis riwayat Uqbah:
“Jika kalian melihat Allah memberi karunia kepada seorang hamba apa yang ia inginkan.” Yakni seorang hamba mendapat kenikmatan dunia yang ia sukai, padahal ia terus bermaksiat. “Jika kamu melihat Allah memberi karunia kepada seorang hamba apa yang ia inginkan dari kenikmatan dunia, padahal ia terus bermaksiat, maka ketahuilah bahwa itu adalah istidraj dari Allah.”
Dan makna istidraj adalah? Allah menggiringnya kepada azab selangkah demi selangkah. Allah menangguhkan azab dan membiarkannya sejenak.
“Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya tipu daya-Ku amat tangguh.” (QS. al-Qalam: 45).
====
عَلَامَةُ أَمْنِ الْإِنْسَانِ مِنْ مَكْرِ اللَّهِ أَنْ يُقِيمَ عَلَى الْمَعَاصِي مَعَ تَوَفُّرِ النِّعَمِ
كَمَا يُقَالُ النِّعَمُ تَزِيْدُ وَالشُّكْرُ مَاذَا يَا إِخْوَانُ يَنْقُصُ وَمَعَاصِي تَكْثُرُ
قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَدِيثِ عُقْبَةَ
إِذَا رَأَيْتُمُ اللَّهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مَا يُحِبُّ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مَا يُحِبُّ عَلَى مَعَاصِي مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ فَاعْلَمْ أَنَّمَا ذَلِكَ مِنْهُ اسْتِدْرَاجٌ
وَمَعْنَى الِاسْتِدْرَاجِ يُدْنِيْهِ مِنَ الْعَذَابِ دَرَجَةً دَرَجَةً يُمْلِي لَهُ وَيُمْهِلُهُ
وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ